Last Holiday
George Bird adalah seorang penjual mesin pertanian yang hidupnya sederhana dan penuh rutinitas. Ketika ia diberi tahu oleh dokternya bahwa umurnya tidak panjang lagi, George memutuskan untuk mengubah segala sesuatu dengan menghabiskan tabungannya untuk liburan terakhir di sebuah resor tepi laut mewah. Keputusan itu menjadi titik balik yang berani: dari kehidupan yang penuh kehati-hatian, ia melangkah ke pengalaman baru tanpa menyesal.
Di resor itu, perlakuan orang-orang terhadapnya berubah dramatis karena mereka menganggapnya berasal dari kalangan berada. George, yang awalnya pemalu dan tertutup, mulai menikmati kemewahan, makanan enak, dan perhatian tulus dari orang-orang sekitar. Kesederhanaannya bersinggungan dengan kepura-puraan sosial, menghasilkan momen-momen lucu dan mengharukan ketika ia mengekspresikan diri tanpa beban.
Perubahan sikap George juga memengaruhi mereka yang ditemuinya: staf, tamu, dan relasi lamanya. Interaksi-interaksi ini membuka tabir ketidakjujuran, harapan, dan penyesalan yang selama ini tersembunyi, sekaligus memperlihatkan kebaikan hati yang sederhana namun kuat. Film ini menyeimbangkan unsur komedi dengan perenungan mendalam tentang nilai hidup dan hubungan antar-manusia.
Sebagai karya tahun 1950, Last Holiday menyuguhkan kisah yang hangat dan penuh empati tentang kesempatan kedua dan keberanian untuk hidup sepenuh hati. Tanpa mengabaikan kesedihan yang menyertai berita buruk, film ini merayakan momen-momen kecil kebahagiaan dan mengingatkan penonton bahwa keberanian untuk berubah dapat memberi makna pada sisa waktu yang dimiliki.
Available Audio
Available Subtitles
Cast
No cast information available.