Soul Man

Seorang calon mahasiswa pascasarjana hukum berkulit putih dari keluarga berkecukupan mengambil keputusan ekstrem: mengonsumsi pil penyamakan kulit agar tampil lebih gelap dan memenuhi syarat beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa Afrika-Amerika di Harvard. Langkah ini memberinya akses yang diinginkan, tetapi juga menempatkannya dalam situasi yang penuh kejutan ketika ia mulai menghadapi perlakuan, prasangka, dan tantangan sehari-hari yang selama ini asing baginya.

Melalui campuran komedi dan drama, film ini mengajak penonton mengikuti perjalanan karakter utama saat ia perlahan belajar tentang realitas hidup kaum kulit hitam di Amerika, konsekuensi dari identitas berpura-pura, serta konflik batin tentang privilege dan empati. Meskipun dikemas dengan unsur jenaka khas era 1980-an, tema film menyentuh isu-isu serius tentang ras, kesetaraan, dan tanggung jawab moral.