The Stone (2025) mengikuti Ake, pemuda yang terdesak mencari biaya pengobatan ayahnya yang sakit parah. Dalam keputusasaan, ia membawa mustika pusaka ayahnya kepada penilai ternama, Seng Paradise, berharap nilai benda itu cukup untuk menutup biaya rumah sakit. Pertemuan dengan Seng membuka mata Ake pada dunia nilai, kepercayaan, dan perdagangan artefak yang seringkali melampaui harga materi.
Film ini mengeksplorasi konflik batin antara kewajiban keluarga dan harga diri, serta menyingkap lapisan-lapisan rahasia yang tersimpan dalam benda pusaka tersebut. Dengan nuansa tegang dan emosional, The Stone menantang penonton untuk mempertanyakan apa yang sebenarnya bernilai—keimanan, warisan, atau kebutuhan hidup—sambil menghadirkan liku-liku keputusan yang tak mudah dilupakan.