Mapanukso

Mapanukso (2024) mengikuti kehidupan lima penari macho yang bercokol di dunia panggung gemerlap dan kehidupan malam—mereka kuat di depan lampu sorot namun rentan ketika lampu padam. Di balik koreografi yang energik dan gerakan yang memukau, masing-masing menanggung beban harapan keluarga, ambisi pribadi, dan luka masa lalu. Persahabatan mereka diuji oleh persaingan, godaan, dan kesempatan yang tak selalu adil; film ini menyorot bagaimana identitas, karier, dan harga diri saling bertaut dalam ritme yang tak selalu ringan.

Di sisi lain, ada para wanita—manajer, pasangan, dan penggemar—yang akan melakukan apa saja untuk menjaga pria-pria itu tetap di dekat mereka, entah demi cinta, kekuasaan, atau keselamatan finansial. Ketegangan antara perlindungan dan kontrol menciptakan dinamika penuh intrik yang memaksa setiap tokoh memilih antara loyalitas dan kebebasan. Dengan sentuhan humor gelap, drama emosional, dan nomor musikal yang hidup, Mapanukso merangkai sebuah cerita tentang cinta, pengorbanan, dan konsekuensi dari hasrat yang tak terucap.